SPIRITUALITAS RAMADHAN : Inspirasi Pola Hidup Ramadhan, keseimbangan antara Jasmani dan Rohani.

SHARE

 

Manusia pada hakikatnya tercipta dari suatu kesatuan yang utuh yaitu rohani dan jamani. Kedua unsur tersebut haruslah seimbang dalam menjalani kehidupan, jika salah satunya ada yang dominan, maka akan terjadi kepincangan. Untuk mencapai keseimbangan yang ideal, maka diperlukan suatu pola hidup sebagai sumber inspirasi yaitu “pola hidup ramadan”. Pola ini jika diterapkan di luar bulan Ramadan, akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan seseorang. 

 

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh rahmat dan berkah, dan salah satu berkah yang bisa kita tarik adalah pola hidup ramadan yang bisa menjadi inspirasi pola hidup di luar ramadan. Pola hidup ini apabila diterapakan, akan memberikan dampak keseimbangan dalam pola hidup untuk pengendalian diri. Di antara pola hidup ramadan yang dimaksud yaitu *pertama* , jika pada bulan ramadan ibadah yang paling dominan dilaksankan adalah puasa, maka di luar ramadan juga tersedia pasilitas berpuasa yaitu puasa sunnah yang secara syar’i telah terdapat dalil-dalil yang kuat untuk itu, seperti berpuasa sunnah pada hari senin dan kamis. Dengan melakukan puasa sunnah ini, maka rohani tetap mendapat asupan makanan di luar ramadan, sehingga jasmani juga tetap terkontrol.

 

 *Kedua* , jika di dalam bulan ramadan dilaksanakan satu shalat sunnah yang sangat populer yakni salat sunnah tarawih, maka di luar ramadan dipersiapkan pula sahalat sunnah yang tidak kalah pahalanya jika dilakasanakan yaitu shalat sunnah duha’ dan tahajjut.

  

 *Ketiga* , jika di dalam bulan ramadan ada ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan sebagai pensucian atas harta dan diri yaitu infaq atau zakat, maka di luar ramadan juga ada sedeqah, sehingga diri dan harta tetap mendapat kesucian dan mendapat berkah dari Allah.

 

 *Keempat* , jika di dalam bulan ramadan dianjurkan untuk banyak membaca al-Qur’an sebagai amalan yang ringan tapi mendapat pahala yang sangat besar, maka di luar ramadan juga tersedia kesempatan yang sangat luas untuk membaca al-Qur’an setelah salat subuh atau memilih waktu yang tepat untuk membaca al-Qur’an dengan penghayatan walaupun hanya sebentar, yang terpenting tidak meningggalkan. Lebih jauh dari itu bahwa seorang Muslim harus akrab dengan al-Qur’an, karena bagaimana mungkin ia melaksanakan ibadah dengan baik, kalau membacanya saja tidak tahu. Sedangkan kita beribadah dengan Al-Qur’an. Oleh karena itu, seorang muslim harus terus belajar al-Qur’an tanpa mengenal umur dan rasa malu. Kalau sekarang malu dengan orang lain, maka dikehidupan akhirat akan lebih malu di hadapan Allah.

 

Dari beberapa poin yang telah disebutkan di atas, jika diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari di luar Ramadan yakni memberikan asupan makanan atau kebutuhan rohani dan jasmani secara seimbang dalam bulan Ramadan maupun di luar Ramadan, maka dapat dipastikan bahwa Rohani dan jasmani akan sehat dan berfungsi dalam mewujudkan pribadi yang berkualitas. (Ramadan, Majene 7 Maret 2025).

 

#PKMJP salafiyah parappe