Pondok Pesantren Salafiyah Parappe Gelar Imtihan Wathaniyah Berbasis CBT dan Aksara Pegon

SHARE

Pondok Pesantren Salafiyah Parappe saat ini tengah melaksanakan Imtihan Wathaniyah, ujian akhir Pendidikan Diniyah Formal (PDF) yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren. Ujian ini berlangsung serentak di seluruh Indonesia dari tanggal 28 Januari hingga 2 Februari 2025, dan menjadi moment penting yang diikuti oleh santri dari berbagai penjuru.

Tahun ini, Imtihan Wathaniyah mencatatkan peningkatan jumlah peserta yang signifikan—dari 8.226 santri tahun lalu menjadi 11.077 santri. Di Pondok Pesantren Salafiyah Parappe, sebanyak 44 santri, terdiri dari 20 santri PDF Ulya dan 24 santri PDF Wustho, sedang mengikuti ujian ini. Tujuan dari ujian ini adalah untuk memastikan penguasaan santri terhadap kurikulum berbasis kitab kuning yang telah mereka pelajari selama ini.

suasana santri PDF ulya melangsungkan Imtihan Wathaniyah berbasis CBT Aksara pegon

Santri PDF Ulya menghadapi delapan mata pelajaran yang meliputi Ilmu Tafsir, Ilmu Hadis, Ushul Fiqih, Tauhid, Ilmu Kalam, Nahwu, Balaghah, dan Tarikh, sementara santri PDF Wustho mengerjakan enam mata pelajaran yang terdiri dari Fiqih, Tauhid, Akhlak, Nahwu, Sharaf, dan Tarikh. Setiap mata pelajaran menyajikan 40 soal yang harus diselesaikan dalam waktu 1 jam 30 menit.

Persiapan untuk ujian ini sudah dilakukan sejak Agustus 2024, dimulai dengan pendaftaran peserta dan penyusunan Data Nominasi Sementara (DNS). Pada bulan Desember, Data Nominasi Tetap (DNT) telah ditetapkan dan dilanjutkan dengan pencetakan kartu peserta ujian. Selain itu, penyelenggara juga telah menyiapkan dua ruang ujian yang dilengkapi dengan jaringan internet yang stabil serta 20 perangkat laptop dan komputer untuk pelaksanaan ujian berbasis komputer (CBT).

Namun demikian, pelaksanaan ujian tahun ini juga dihadapkan pada tantangan perubahan kurikulum yang mendadak. Ustadz Muhammad Yusuf, Kepala Sekolah PDF Ulya, menyampaikan, "Kendala utama dalam pelaksanaan Imtihan Wathaniyah kali ini adalah perubahan kurikulum yang tiba-tiba, di mana beberapa mata pelajaran dihilangkan dan digantikan dengan yang baru. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi santri dalam mengikuti ujian dengan baik."

Salah satu inovasi yang hadir dalam ujian tahun ini adalah penggunaan aksara Pegon dalam soal mata pelajaran Tarikh. Langkah ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan kualitas ujian, tetapi juga untuk melestarikan ciri khas pendidikan pesantren dan menjaga warisan budaya Nusantara. Ustadz Andi Muhammad Farid Tamim, Kepala Sekolah PDF Wustho, menyambut positif inovasi ini. "Penggunaan aksara Pegon adalah inovasi baru yang sangat tepat. Ini sejalan dengan upaya pelestarian budaya, mengingat aksara Pegon diakui sebagai bagian dari warisan budaya kita."

Secara keseluruhan, pelaksanaan Imtihan Wathaniyah di Pondok Pesantren Salafiyah Parappe berjalan lancar tanpa kendala teknis yang berarti hingga saat ini. Para peserta merasa bersyukur dan antusias terhadap terselenggaranya ujian ini dengan baik. “Alhamdulillah, kami sangat bersyukur karena ujian ini berlangsung dengan lancar. Kami berharap hasilnya memuaskan untuk membanggakan pondok pesantren kami,” ujar Jefri, salah satu peserta ujian.

Dengan meningkatnya jumlah peserta dan adanya inovasi dalam pelaksanaan ujian, diharapkan Imtihan Wathaniyah dapat terus menjadi standar evaluasi pendidikan diniyah yang berkualitas serta mencetak santri yang mampu memahami kitab kuning dengan baik.

 

#PKMJP salafiyah parappe