MUSABAQAH KITAB KUNING TINGKAT PROVINSI SULAWESI BARAT DIGELAR DI PESANTREN PARAPPE

SHARE

Masih sebagai rangkaian peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2018, Dewan Perwakilan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB) Provinsi Sulawesi Barat mengadakan Musabaqah Kitab Kuning (MKK) yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Salafiyah Parappe (PPSP) pada hari Senin tanggal 5 Nopember 2018.

Lomba yang dilaksanakan kali pertama di Provinsi Sulawesi Barat ini dibagi dalam dua kategori yakni Tingkat Ula (Pemula) dan Tingkat Ulya (Dewasa & Lanjutan). Adapun cabang kitab kuning yg dilombakan adalah Kitab Fathul Qarib dan Kitab Imrithi pada Tingkat Ula dan Kitab Ihya Ulumiddin pada tingkat Ulya.

Dalam sambutan Mas'ud Shaleh selaku kordinator Wilayah Pelaksana kegiatan ini, ia menitipkan pesan dan harapan agar santri yg terpilih nantinya mewakili sulawesi barat, mampu bersaing dengan santri-santri lainnya di Pulau Jawa di tingkat nasional.

"Saya sangat yakin bahwa santri-santri Provinsi Sulawesi Barat mampu bersaing di tingkat nasional seperti yang telah ditunjukkan selama ini pada pada event Musabaqah Qiraatul Kutub Nasional yang diadakan oleh Kementerian Agama," Ungkapnya.

Lebih jauh Mas’ud Shaleh yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Pimpinan Pusat GP ANSOR menambahkan bahwa cara yang paling tepat untuk memahami Alquran dan Hadis ialah dengan cara mempelajari penjelasan ulama kita terdahulu dengan merujuk ke sumber aslinya pada kitab-kitab turats yang selama ini dipelajari di pesantren. Mempelajari kitab kuning menurutnya adalah tradisi pesantren yang harus dipertahankan untuk memahami hukum Islam di tengah maraknya dewasa ini distorsi penafsirkan keagamaan.

Sementara itu dalam sambutan Pimpinan PPSP selaku tuan rumah yang diwakili oleh Ustadz Syuaib Jawas, M.Pd.I selaku Sekretaris Dewan Pengurus Harian PPSP, sangat mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini mengingat kajian kitab kuning saat ini semakin langka.

“Konsentrasi kitab yg dilombakan dalam MKK ini hemat kami sangat sesuai kondisi keberagamaan kita saat ini karena memadukan tiga disiplin ilmu sekaligus yakni ilmu nahwu, ilmu fikhi dan ilmu tasawwuf. Ilmu Nahwu adalah alat untuk bisa memahami teks kitab kuning sementara Ilmu fikhi dan tasawwuf adalah dua element penting dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama ini,” Imbuhnya sambil membacakan sebuah kalimat Imam Malik Rahimahullahu ‘anhu :

من تفقه و لم يتصوف فقد تفسق و من تصوف و لم يتفقه فقد تزندق و من جمع بينهما فقد تحقق

Busyra