BANGGA MENJADI ALUMNI ASSALAFY PARAPPE

Menjadi anak yatim itu memang susah, merasakan menjadi yatim disaat masih sekolah membuat susah utntuk memilih akan hendak kemana sekolah yang akan dituju, anaj yatim juga mengundang para sanak keluarga dan dermawan utnuk memberikan bantuan beasiswa dan lain sebagainaya, sebagaimana yang dialami penulis menjadi yatim masih kelas 2 MTs. Al Wasilah Lemo Baru, tawaran beasiswa datang disaat menjelang ujian kelas 3, tawaran pertama datang dari paman yang terangkat PNS di daerah Palu saat itu dengan iming imingan beasiswa pertriwulannya sambil tinggal dirumahnya juga, tawaran ini didukung oleh sebahagian keluaraga, tawaran kedua dari kepala sekolah pada saat itu yg menginginkan sekolah di SMK 1 Polewali dengan imingan akan dibelikan perlengkapan sekolah, sempat mencoba diskusi dengan saudara “ bagus juga iti di SMK jurusan keperawaran” jawab kak dara pada saat itu. Akhirnya memberanikan diri tuk mencoba mendatangi paman yg biasa ke Palu untuk memberitahukan untuk disampaikan kepada paman yg ada dipalu “Taena Jadi lao laku palu (bahasa Pattae artinya saya tidak jadi ke palu)...Mendanna lao biayaiko ? musanga kua masembo ke massikola dio tau SMK ? #tutur papan saat itu (pun dijawab dengan bahasa Pattae yg artinya siapa yg akan membiayai kamu ? kamu kira sekolah di SMK itu murah ). Sambil diam dan bertanya dalam hati, siapa yah yg akan biayai..??hehem. .. tapi tetap pendirian untuk tidak sekolah di palu. Singkat cerita tibalah masa ujian dan pengumuman kelulusan alhamdulillah lulus dengan pringkat pertama saat itu, dan menambah keyakinan untuk masuk di SMK 1 untuk melanjutkan pendidikan. Dan ternyata muncul pula tawaran ketiga dari Guru ngaji penulis saat itu untuk melanjutkan sekolah di pesantren Assalafy Parappe , Kebetulan beliau memank juga adakah alumni dari pesantren tersebut, bahkan namanya tak asing jika disebutkan dipesantren Ust Mudir Mahmud (anak Puakkali Binuang) “ puamu bantu liuna pakanjai torroan manggaji liwa mariona ke tamakko pesantren, jadi pangngaji campamoko sode ( bapak kamu dulu selelu membantu saya memperbaiki tempat mengaji, dia sangan bergembira jika kamu masuk pesantren, jadi kamu jadi orang mengaji di campa aja. #tutur Ust Mudir saat itu maklum dimasa hidupnya almarhum bapak penulis begitu rajin dan aktif membantu ustdz mudir memperbaiki rumah dan pondok tempat mengaji anak anak pada saat itu bahkan kakak penulis sempat memgaji juga di tempat ust mudir sampai harus menganggur setahun untuk fokus mangaji kitab saat itu.... hheheh mungkin seandainya masih hidup penulis juga akan menganggur setahun untuk fokus ngaji kitab....
Rasa bimbang dan dilema makin terasa akan pilihan yang tadinya sudah bulat kembali berubah antara menjadi pengaji kitab atau masuk di SMK jurusan Perawatan...? sambil berfikir masih bingung bertemu dengan teman sekolah muali MI-MTs, kamu mau kemana sekolah ? tanya penulis ke Umar, sata mau ke Campalagiang hari ahad,*jawabnya sambil bertanya kamu mau kemana ?
Saya mau ikut kamu aja deh, akhirnya penulis balik ke rumah dan spontan berkata kepada Ibunya dan kakaknya saya mau ke Campalagiang hari ahad, Tolong bikinkan abon kelapa sama ikan. Singkat cerita akhirnya hari ahad masuk diawali ma'baca di rumah yang dimpin oleh Ust Mudir saat itu, dan diantar langsung sama ustdz mudir serta ipar penulis dihari yg sama..
Awal masuk pondok sempat goncang (biasa santri baru) saat itu makan sama sepupu Alauddin yg telah dulu masuk pesantren karena usianya memang jauh diatas penulis, setelah makan penulis dibawa minum ternyata minum air kran yg langsung di kran (Aluddin minum dengan nyamannya dan tak merasa apapa.. heeehe mungkin suda biasa yah.., saat penulis mencoba minum ternyata tidak bisa dan rasa ingin muntah ....maklum belum terbiasa). Alhamdulillah beberapa hari kemudian akhirnya cobaan itu pun berlalu dan menikamati berada di pesantren., Cobaan kedua saat itu adalah ketika harus mengulang belajar buku Iqro' belum lagi diajarin sama Hamzah yang masih SD saat itu,..hehehhe (rasa sombong sdikit mulai muncul, padahal sama ustdz mudir sudah selesai Syarah Jurmiah saat itu).. tapi setelah beberapa Alhamdulilah bersyukur ternyata bacaan kampung dengan bacaan di pondok itu sangat bereda... Alhamdulilah bacaan Alqur'an bisa lebih baik sedikit...dan berjalan beberapa bulan pula diumuman oleh Ustdz Subhan saat itu kalau ada teman kita akan dinaikkan kelas pondokannya dari kelas 1 ke kelas 3, sambil bertanya tanya dalam hati ternyata nama penulis disebut....ehehwhw.
Alhamdulillah selesai ujian selama 4 tahun yg tentunya banyak cerita yang tidak mungkin penulis utarakan semuanya di tulisan ini. Puncak dilema saat telah selesai ujian SMA saat itu keluarga menginginkan penulia untuk lanjut kuliah, dilema saat sudah bersyukur Berkhidmat ke Nangguru, sering berangkat ke kebun bersama sama sekalipun terkadang berangkat sebelum subuh ke daerah Pulliwa yang membutuhkan waktu 1 jam, maklum santri begitu bahagianya dekat dengan Nangguru karena mengharap keberkahan (Barakka) , apata lagi jika dalam perjalanan beliau tidak pernah diam sekalipun beliau berada diatas motor tapi tetap menyempatkan untuk membaca Alqur'an.
Setahun sebelum kelulusan penulis ternyata aturan sudah terbit kalau santri yang tamat SMA harus mengabdi setahun dulu di pesantren, .... tapi namanya keluarga yang asing dengan aturan pesantren tetap ngotot untuk menyuruh kuliah, apata lagi saat itu dapat tawaran beasiswa di STAI Lukman Al-Hakim Surabaya, -4 hari sebelum keberangkatan memutuskan untuk pamit kepada Nangguru, sebelum ketemu Nangguru termyata bertemu Nangguru perempuan (panggilan Istri Nangguru) dan cerita ke nangguru perempuan bla bla dan bla.... spontan dijawab semoga kau tidaj diizinkan, hehhe (Saya Bersyukur doa tersebut) dan beliau menyuruh untuk mauusk ke Rumah makan .. ( bukan Nangguru perempuan kalau tidak makan dulu di rumah beliau) sambil makan ternyata beliau ngomong sama beliau kalau si Najamuddin (penulis) mau Izin untuk pergi Kuliah, TIDAK BOLEH *Jawab Nangguru saat ini dengan spontan kalau mau tahun depan, Mendengar perkataan tersebut maka penulis tak bisa berkata apa apa akhirnya menggunakan Jurus trakhir memanggil ustdz mudir bersana ipar untuk berbicara langsung ke Nangguru agar diberikan Izin tapi hasilnya tetap sama, Pendirian Nangguri tidak goyang, Izin Nangguru adalah segala-galanya, kata penulis kepada Keluarga sambil menelpon, ternyata Respon keluarga dikampung di tanggapi berbeda dengan nada marah dan tak terima, penulis pun tak berani tuk pulang ke kampung khawatir para keluarga datang marah marah ke Pesantren sehingga penulia tak dapat Berkah (Barakka).
Saya bangga pernah belajar di Pondok Pesantren Assalafy Parappe Campalagiang setahun mengabdi membuatku banyak mendapat hal serta tentuany mendapat berkah yang luar biasa, kenapa tidak saat tes masuk kuliah di STAI Lukman Hakim Surabaya bauasa Arab dan nilai bacaan Al-Qur'an lah yang membantu nilai bahasa Inggris saya saat itu hanya mendapat nilai 4 (hejhee.. maklum tidak tau bahasa Inggris) dan itu semua saya dapatkan di pesantrenku yang tercinta, selama mahasiswa juga aktif menjadi asisten dosen dalan bidang bahasa Arab.. belum lagi saat masuk belajar Matrikulasi di Pascasarjana IAIN Palopo pelajaran bahasa Arab dari sekian banyak mahasiswa pasca hanya beberapa orang yang bisa menjawab soal bahasa Arab dasar saat itu, Terakhir bertemu dengan dosen Dr. Muhaimien asal bone dan beliau menyuruh seluruh mahasiswa untuk memperkenalkan diri satu persatu serta asal sekolahnya miali dari SD sampai pendidikan S1, tiba saatnya saya memperkenalkan diri beliau langsung berkomentar Asalafy Parappe Campalagiang tempatnya orang yang belajar bahasa arab Nahwu shoraf, kalau mau belajar bahasa Arab belajar sama pak naja *imbuh Dr. Muhaimin... senada dengan Dr. Muhaimin , pak Anwar salah satu staf kementrian Agama Provinsi Papua pun berkomentar kalau pesantren Assalfy memank terkenal Baca kitabnya (ternyata beliau bisa mendapingi peserta papua dalam MQK Nasional)
Membuatku makin menyadari ternyata pesantrenku dulu adalah pesantren yg terkenal sekalipun ilmu yang saya dapatkan belum ada apa-apanya masih butuh belajar lama, akan tetapi saya tetap bangga menjadi Alumni pondok pesantren Salafiyah Parappe Campalagian.
Selamat Hari Santri Nasional 22 Oktober 2018, semoga Pesantren Salafiyah Parappe semakin maju dan jaya.